Kamis, 08 September 2016


Tiga Setangkai
Bagian 1 (Sekolah itu belajar,bukan untuk di hukum)
    Kembali dari masjid,ku jalan keliling kampung bersama 2 orang temanku.pagi buta dan embun masih terasa dinginnya.burung-burung masih enggan keluar dari peraduannya.ku jajaki jalan bertiga dengan kawanku.sambil cerita-cerit ,hingga akhirnya kami sampai di ujung kampung.di ujung kampung terdapat batu besar yang di tempati masyarakat ngerumpi setiap sore sambil menikmati angin sepoi di tambah pegunungan yang masih hijau,terdapat air terjun dan batu putih di tengah-tengahnya,serta suara kepakan-kepakan burung bangau di sawah-sawah warga.Setelah sampai di batu itu,ku pilih duduk di sudut ujung,tempat yang biasa saya bermain baling-baling ketika SD dulu.
Namaku Rahman,sedang menempuh pendidikan di SMP N  2 Biringbulu.Saya duduk di kelas 1,termasuk siswa rajin namun kurang cerdas.perawakan kurang gagah tapi menarik,hoby-ku otomotif.
Firman kawanku,teman sekelas ku.sama denganku,kurang pintar tapi rajin,bedanya dia suka jail,hoby-nya bisnis.satu lagi temanku herman,kurang gagah,kurang menarik,kurang pintar.kadang-kadang rada-rada gila,kata orang kalau otaknya di jual pasti laku,pasalnya tidak sering di gunakan (masih original),klo temanku yang 1 ini kurang tahu hoby-nya apa,semua samar-samar.yang saya tahu dia suka berbicara sendiri,meski seorang diri.paling sering di belakang sekolah,ketika di suruh menghapal oleh bu guru/pak guru.
Kami di sebut triMAN oleh teman-teman.
Mentari pagi telah menembus sisi bambu di belakang batu itu.

Ku ajak pulang kedua kawanku itu.Lalu di pertigaan jalan seorang gadis kacamata,sedang menyapu."Fir..siapa gadis berkacamata itu",tanyaku. "orang baru pindah ke kampung ini",jawabnya.ku lanjutkan perjalanan,wajah si gadis kacamata itu masih tergambar halus di benakku.ku percepat langkah karena harus pergi sekolah.Tak lama kemudian kami tiba di rumah herman.
"Her,cepat ya supaya tidak terlambat kita",peringatku. "siap komandan bos besar",jawabnya sambil hormat.Lalu ku panggil firman untuk pulang siap-siap pula.jam menunjukkan pukul 07.15,mereka pun berkumpul di rumahku."ayo cepat,sepertinya terlambat lagi kita hari ini",ajak firman. "santai bro,jalan masih panjang,paling-paling juga hanya berdiri bangau di depan kelas",kata herman si idiot.
"okay,ayo",panggilku. "tunggu kamu tidak pamit sama orangtua mu",cegat firman. "mereka duluan pergi tadi,tinggal kakakku di rumah",jawabku.Lalu kami pun berangkat menuju jalan setapak berliku,sialnya rumput-rumput yang kami lalui masih basah,di tambah jalan yang licin.Kami menuruni jalan terjal menuju sungai.saling ledek dan canda tawa menghiasi perjalanan kami sehingga tidak terasa kami sampai di sungai.Kami pun bersih-bersih di sungai itu,lalu melanjutkan pendakian menuju sekolah.ketika musim hujan tiba,kami hanya saling berteriak antar teman yang menengok kami di belakang sekolah.setelah sampai di sekolah,benar saja,bu guru telah menjelaskan di depan kelas."Lah tu kan kita terlambat lagi,bagaimana ini",kata firman. "ah santai saja,paling juga kita berdiri di depan lalu di ketawai oleh teman,hehe",kata herman nyengir.Lalu kami bertiga masuk di ruangan dengan jinjit-jinjit dengan harapan tidak ketahuan.si firman jalan duluan lalu ku susul nah yang terakhir temanku si “aga”beleng ini,bukannya jinjit-jinjit malah jongkok lalu menabrak bangku teman.praakkeras juga suara meja di tabraknya hingga terpanting kebelakang.sontak saja tadi teman yang diam mencatat dari penjelasan bu guru beralih menjadi ribut gelak tawa.Lalu.. .”hem..hem..hemmm..Terlambat lagi,kalian hebat ya hampir tiap hari terlambat.Kemarin dari guru yang lain kamu terlambat juga minggu lalu mata pelajaran saya kamu juga terlambat.Sekarang kalian bertiga maju kedepan.”perintahnya.”Tapi bu,kami terlambat karena perjalanan jauh”,kata ku.’Membantah ya,kamu pilih kedepan atau keluar?”,kata bu guru.”Firman,ini semua salahmu,gara-gara nonton film kartun si avatar dan tomm and jerry kita terlambat terus”,kataku menyalahkan firman.”tapi kamu juga kan mau,malahan kamu yang paling antusias.”,kata firman membela.”Elaaahhhh,sudahlah kalian sama saja.giliran begini saling menyalahkan pilih aja tuhh mau keluar atau kedepan.”,kata herman si idiot.”Ayo,kedepan atau keluar dan tidak usah masuk mata pelajaran saya minggu depan”,kata bu guru tegas.”kalau saya keluar saja ya,kalian?”,tanya si idiot.”Kamu gila ya,bukan saja hari ini minggu depan juga sampai minggu berikutnya kemungkinan satu semester ini,kamu tidak mau naik kelas?”,kataku.”ya,jadi kenapa lama disini”,jawab si idiot.Lalu kami bertiga pun berdiri didepan kelas angkat pegang telinga dengan tangan menyilang,tangan kanan memegang telinga kiri lalu telinga kiri memegang telinga kanan.
     Akhirnya setelah berdiri kami di kasi turun oleh bu guru.Namun sayang,kelas telah usai.Kami lalu keluar kelas menuju pohon bambu belakang sekolah.”Sebentar mata pelajaran apa ya?”,tanya firman.”ya pelajaran sekolah lah,kita kan baru SMP masak ada pelajaran memanah atau menembak,kita bukan polisi bos”,kata si idiot lagi.”,dasar idit tidak nyambung sekali,jaka sembung bawa golok,gak nyambung g*b**k.”,timpal firrman.’Sudahlah,kalian tidak bisa akur ya,tapi tunggu bukannya hari ini pelajarannya bu Eba,artinya matematika,kan ada tugas minggu lalu”,kataku.”Wah mati,iya bu Eba dan matematikanya”,kata firman.”yahh hari ini memang hari gilaa ya,pertama terlambat sekolah lalu di hukum sekarang bakal di hukum lagi.”,kata si idiot.
“Wah mending bolos aja,kita kan sudah di belakang sekolah,”kata firman.”Wahbetul tu,darpada dihukum lagi,malu terus jadi perhatian di kelas,”kata si idiot.”Tunggu.saya juga mau sepakat tapi kalian tahu kita di belakang sini tanpa bawa tas artinya tas kita di kelas,kalian mau kehilangan buku-buku dengan tas kita lagian kalaupun hari ini kita tidak masuk toh juga minggu depan kita juga kena,bagus kalau tidak di suruh membersihkan WC ”,kataku.”Jangan dong,itu tas kesayanganku apalagi di dalam semua catatan kita,kalau hilang bukan hanya hari ini kita menderita.tapi satu semester ini,bisa-bisa kita tidaak naik kelas”,kata firman.”Sekarang ayo ke kelas sepertinya sudah masuk,”ajakku.Benar saja,bu eba sudah selesai mengabsen dan tumpukan buku-buku didepan mejanya sudah menumpuk.”Assalamu alaikum”,ucapku.”waalaikumussalam”,jawab bu guru dan teman-teman.”,Kalian dari mana,kenapa terlambat,mana tugas kalian?,”tanya bu guru.”a,,ammm..aa ..anu bu,saya lupa,”kataku terbata.”Eh kalian berdua mana tugasnya”,kata bu guru lagi.”Saya tidak kerja bu karena saya tidak tahu jawabannya,”kata si idiot.”Kalau saya lupa juga bu,”kata firman.”kalian selalu kompak ya,tapi sayang kompak kalian sepertinya tidak boleh di tingkatkan.coba kalian bertiga menuju ruangan dekat musholla disana ada 5 ruangan kecil sepertinya sudah banyak kotoran.,”kata bu guru.”,Benar saja,kami di suruh membersihkan WC.”Kalian sadar kalau hari ini kita datang ke sekolah ternyata bukan belajar tapi berdiri di depan kelas sampai jam pelajaran selesai,lalu sekarang kita membersihkan WC.Besok apa lagi ya?,”kata firman.”Banyak bicara kamu,bersihkan saja cepat supaya cepat keluar”,kataku.”Makanya besok-besok jangan terlambat lagi dan kerja tugas kalau tidak mau begini lagi,”kata herman.”ah sok bijak kamu,kayag tong mengerti.Tapi sebenarnya  kayagnya saya sudah kapok dehh.besok pasti saya rajin kerja tugas dan tidak terlambat lagi apalagi bolos.”,kat firman.”a,,betul itu.tingkatkan bos,lalu kamu idiot apa perubahanmu,mau begini-begini terus”kataku.”kayagnya saya terlanjur begini dehh,saya ngikut aja ya,kalau ada susah kan tingga nyontek sama kalian,”kata herman.”iya kalau kita terus bersama,mungkin bisa tapi apa kamu mau bergantug terus sama kita?,”kata firman.(hening)
    Alhamdulillah,pekerjaan kami sudah selesai.”Kalian mau masuk kelas”,kataku.”jangan!lebih baik kita disini saja tunggu sampai pelajaran selesai.apalagi kan kita lelah,”kata firman.”Ayo ke mushollah saja,capek saya mau tidur,”kata herman.Panas terik siang itu begitu menyengat,lelah,letih,lesu,lunglai,dan labil karena kayagnya sudah lapar.kami pun bertiga menuju musholla itu.Setelah terbangun ternyata sekolah sudah sunyi,ternyata teman-teman telah pulang.para guru di sekolah pun sudah istrahat.”weh bangun,sudah sore,”kataku.”jangan menggangu tidurku,”kata herman setengah sadar.wehh firman bangun sudah sore,kamu mau disini sampai malam?,”kataku.”masih siang,pulang saja duluan nanti saya nyusul,”kata firman juga setengah sadar.”Lah,bangun kita pulang,kita menjelajah kebunnya orang,saya yakin pasti banyak buah nangka dan mangga,kalian tidak lapar?,”kataku.Mereka pun terbangun dari tidurnya,lalu kami menuju kelas untuk mengambi tas-tas kami.Lalu kami pulang tentunya keliling kebun cari nangka dan mangga namun hasilnya nihil.akhirnya kami tiba di rumah dengan keterlaparan.”Singgah saja dulu,”kataku.”Ah tidak,saya langsung pulang saja,”kata firman.”Kamu idiot,singgah saja,lagian kan di rumah kamu tidak ada orang,”panggilku.”okelah,”kata herman.”Fir,nanti sore kita ke ujung kampung ya!,”panggilku.”Nanti di liat sepertinya saya lelah,”kata firman.”hmm..okay,”balasku.


Bagian 2 (rahasia si idiot herman)
      Sore hari telah menjelang,burung-burung telah kembali ke peraduannya,warga sibuk dengan berbagai macam aktivitas.Ada yang mengambil gembalaannya,ada yang pulang dari kebun/sawah ada pula yang menikmati sunset di batu besar ujung desa.Lalu ku panggil si idiot dan firman ke batu itu untuk menikmati sunset.”Besok ke pasar dehh,”ajakku.”Kita kan tidak punya uang,”timpal firman.”ya tidak apa-apa,keliling pasar aja,lagian kan hari minggu sekolah juga kan libur,”kataku lagi.”Okelah,tapi tidak sampai siang kan?,”tanya firman.”Lah ngapain sampai siang,kamu idiot mau ikut juga?,”tanyaku ke si beleng herman.”Saya tidak sepertinya,harus ke kebun besok,”katanya sambil nunduk.Sawah kemuning oleh pantulan cahaya matahri sore menyilaukan mata ketika itu,ada beberapa warga berbincang-bincang di bagian batu lain.Lalu sore pun semakin dalam,suara-suara radio masjid telah meraung-raung pertanda untuk siap-siap maghriban.”Oya,ayo pulang,sudah maghrib.Fir,ketemu pagi di batu ini ya!Ingat jangan terlambat,”ingatku pada firman.,”okay big boz,”katanya sambil hormat ala pramuka.”kamu herman,ayo pulang.,”panggilku.
Setelah malam berlalu,akhirnya suara ayam pun sebagai alarm alami membangunkan warga di sambut suara-suara radio masjid pertanda subuh telah tiba.Para warga pun bersiap-siap menuju masjid untuk menunaikan kewajibannya sebagai kaum muslim dan muslimat.Mataku terasa berat sekali untuk terbuka.Badan terasa pegal-pegal padahal tidak kerja.Namun ku paksakan diri untuk bangun menghadap ilahi walau sejenak lalu kemudian tidur lagi setelahnya.Suara-suara ayam begitu ributnya hingga tidak membiarkanku nyenyak subuh itu,lalu ku bangunkan badan mengambil remot televisi lalu menonton sembari menunggu waktu pagi tiba.beberapa menit kemudian,ku perhatikan warga sibuk lalu-lalang depan rumah untuk menuju kebun mereka mengais rezeki untuk anak cucunya kelak.Hampir lupa,pagi ini saya harus ke pasar minggu bersama si firman.Mungkin ia telah menungguku di batu ujung desa.sontak saja ku cuci muka ganti baju lalu siap-siap menuju batu itu tempat dimana menjadi tempat perjanjian saya dan kawanku.Benar saja,setelah tiba di batu itu,dia telah ada dan suda agak lama menunggu saya.Lalu saya pun panggil ke pasar minggu ketika itu,karena hari itu belum punya motor terharus kami jalan kaki bersama warga lainnya menuju pasar minggu di kampung seberang.setelah sampai beberapa orang ku perhatikan lalu lalang saling mengandalkan produk jualannya hingga menarik perhatian untuk membeli barang jualannya.Adapun di pojok pasar si penjual obat yang pandai bermain retorika meyakinkan warga untuk membeli obatnya,terkadang menampilkan hal-hal menarik,misalnya benda tua dan kuno,bermain sulap.Lalu ku perhatikan kotak merah yang di dalamnya terdapat jenglot yang di jadikan penarik perhatian.Lalu di ujung los pasar saya melihat sosok yang saya kenal,lalu ku ikuti bersama firman.”Herman,kamu ke pasar juga,kemarin kan kamu bilang tidak ke pasar,”tanyaku.”Tiba-tiba saya di suruh tapi kalian sudah berangkat duluan tadi,”jawabnya.”ya sudah ayo sama-sama keliling pasar,di sana ada jengglot lohh,di kotak merah,rambutnya panjang,kukunya panjang tapi tubuhnya tidak panjang,kayag kamu,hahahaa,’kata firman meledek.”hahahaa,”,ku sambung tawa firman.
Namun barusan si idiot tidak membalas tawa kami,sepertinya ada yang berubah dengan anak ini.”hmmm,oya kalian saja ya saya harus cepat pulang karena setelah ini saya harus pulangMaaf kawan,saya duluan ya,”pamitnya.”Tapi...,”kata firman.”Sudah biarkan,sepertinya si idiot punya masalah tu.Nanti kita cari tahu,”kataku.Kami pun melanjutkan keliling-keliling pasar,dan tiba-tibanya lagi saya melihat seorang wanita yang tak asing bagiku.Jilbab besar warna abu-abu dengan kacamata menempel di matanya.”Fir,Fir,,lihat gadis disana,bukankah itu yang di kampung yang rumahnya di pojok jalan,”tanyaku.”iya betul.Itu pendatang baru di kampung kita,mau kenalan?,”kata firman.”Ayo,kamu kira saya takut,soal cewek mah urusan saya broo.,”kataku bangga namun perasaan tidak yakin.”Hmm,hay kamu yang pendatang baru di kampung sebelah kan?,”tanyaku.”waalaikumussalam,maaf adab muslim dan muslim lainnya apabila bertemu itu berisalam”,kata cewek itu.”Oh O ,O,iya,A A.Assalamualaikum,maaf lupa,”kataku.”Waalaikumussalam,mau apa,kalau tidak penting maaf saya buru-buru,”jawabnya.”Tidak ada sih ia,hanya..,”kataku.Namun,sebelum saya sampai bicara ia pun berlalu membawa kantong plastik berisi belanjaan.”Hahaaha,makan tu,katanya jago,lahh di tinggal gitu.ckckckck,”kata firman ledek.”belumberuntung aja,liat nanti akan ku cari dia sampai terbuka siapa cewek itu,”jawabku optimis.”sudah agak siang,ayo pulang,”ajak firman.”Kamu tidak belanja?,”tanyaku.”Ah tidak,mau beli apa juga,”jawabnya.Setelah pulang,kami berkunjung ke rumah si idiot.”Hermaaan,,,,Hermaaaan.,”panggil firman.”Dia tidak ada de’ dia pergi tadi,”jawab ibunya herman.”Oh iye’ tante nanti kami datang lagi,”kataku.lalu kami pulang ke rumah masing-masing.Malam pun tiba si idiot tak pernah muncul batang hidungnya seharian,saya dan firman pun menuju rumahnya.Ternyata di rumahnya ada orang barzanji,kami pun senag dengan harapan makan-makan bajek,onde-onde dan tentunya ayam.Lalu kami naik di tangga,ku lihat herman di pojok tiang rumah.Entahkah merenung,berdoa atau sedang apa yang saya perhatikan ia termenung terdiam sepertinya kesepian dalam keramaian.Lalu kami mendekati orangtuanya dan kami bertanya kenapa herman berubah sejak kemarin.” Tante,herman kenapa kok murung begitu,malahan dari kemarin dia berubah begitu,”kataku.”De’ kalau tante sudah pergi tolong bantu tante ya,temani dia jangan biarkan ia sendirian,”kata ibunya herman.”Memangnya tante mau pergi?,”tanyaku.”Iya de’ ini juga untuk herman supaya ia juga bisa sekolah terus karena saat ini dialah harta tante,tante juga mau temanmu itu punya pendidikan ya setidaknya berusaha untuk bisa juga,”jawabnya.Tiba-tiba saja air mataku menets melihat herman yang kami tidak perduli dari kemarin,ternyata ia punya beban yang harusnya kami sebagai sahabatnya ada ketika ia merasa terbebani dalam hidup.Lalu kami mendatanginya di pojok rumah yang saya lihat matanya agak lebam,kemungkinan air matanya di tahan untuk menegarkan hati mama beliau yang sedang siap-siap merantau.”Maaf kawan,kami baru tahu kalau...,’kataku.”Iya tidak apa-apa,maaf tidak memberitahu kalian,”jawabnya.Lalu kami membawa keluar herman mencari angin malam,sambil mencoba menghilangkan bebannya.Ku ajak pergi cari belu malam-malam menggunakan  senter.Belut ketika tidur ia akan naik di perairan sehingga mudah untuk mematikan lalu menangkapnya.Lumayan dapat sekita lima belas ekor,sepertinya akan larut,lalu ku ajak si idiot pulang.setela sampai,ia berfikir bahwa belut itu kami akan bagi.”Ini kan lima belas,pas-pas ya,tiga di bagi lima belas sama dengan lima,”katanya.”hahhaha,,,hadeuhh,,dasar idiot,kamu tidak pernah  berubah ya,yang benar  adalah lima belas di bagi tiga sama dengan lima,”kata firman sok ngajar.”Ah tidak idiot,semua itu untuk kamu,untuk ibu kamu siapa tahu aja di bawa merantau.kan itung-itung bisa jadi lauk di perjalanan,”kataku.”Thank you ya,’jawabnya.”hahha,sok inggris lu,”ledek firman.Setelah sampai di rumah ibunya herman pun mengolah belut-belut hasil tangkapan kami.Sebagian kami makan dan benar saja sebagian lagi di bawanya untuk lauk di jalan sebelum sampai kota.”Ibu mu mau kemana idiot,”tanya firman.”beliau mau berangkat jauh,bahkan cukup jauh dan menurutku terlalu jauh,”jawabnya.”Ya kemana,keluarag negeri atau keliling dunia,hahhah,”kata firman lagi.”Habisi saja makanan mu dulu,”kata herman.Lalu beberapa menit kemudian,kami semua selesai makan.”Kamu tadi belum jawab pertanyaan firman,sebenarnya ibumu mau kemana?,”kataku.”Ke Malaysia,”jawabnya singkat.”Lah yang serius dong,kita ini kan teman,kok sepertinya ada yang di tutupi,mau kemana sebenarnya,”kata firman.”iya serius,akan ke malaysia ya kan banyak orang banyak uang setelah dari sana,kamu lihat rumah-rumah warga di sekeliling kampung,rata-rata rumah batu,yang hasilnya itu ya dari Malaysia itu,”kata herman sambil makan pisang.”Maaf,kami tidak tahu,semoga saja cepat dapat unag ya dan selamat sampai tujuan.Aamiin.,”kataku.
“Aamiin,”jawab mereka berdua.
Malam sudah larut,kini saatnya kami harus tidur.malam itu kami bermalam di rumah herman.
Ku perhatikan sepertinya si idiot tidak mau terpejam matanya,ku lihat dari kegelisahannya malam itu.Terkadang ia bangun lalu cuci muka,sesekali menuang air di gelas lalu meminumnya.Mungkin bebannya berat akan di tinggal oleh ibunya.Saya tahu,betapa berharganya orang tua dalam kehidupan kita.Namun,terkadang berbagai hal tak dapat ditafsirkan oleh kata dan tak dapat di jawab oleh pertanyaan-pertanyaan semu.Oya orang tuanya sudah cerai dan ayahnya ada di  kota bersama istri dan anak-anaknya.Lalu saya berkesimpulan bahwa kadangkala kita tidak mengerti urusan orang dewasa,biarlah ia menjalaninya dan kita ya mengikut aja.Yakin saja dengan perkataan orang’ “akan indah pada waktunya”.
Terkadang bukan orang tua yang tak sayang anak-anaknya namun biasanya keadaan yang memaksanya untuk tidak memperlihatkan hal itu.Ya,mungkin tepatnya di tunggu saja pada waktu yang indah itu.Lalu ayam-ayam pun mengumandangkan alarmnya,mobil yang di tumpangi ibunya herman pun tiba.kami membantu mempersipkan barang yang akan di bawanya.
Semakin memerah dan lebam matanya,mungkin tidak sempat tidur malam tadi.Ia pun agak sempoyongan membawa ransel ibunya menuju mobil itu.Sepertinya bendungan kelopak matanya tak dapat menahan luapan kesedihan yang menggulung bagaikan ombak mega.Kisah dramatis pun terjadi,pagi buta kami harus melepas kepergian ibunya herman merantau mencari nafkah untuk herman dan sekolahnya.
Cukup mengaharukan pagi buta itu.selamat sampai tujuan tante,kami menjaga si idiot ini seperti saudara kami sendiri.
Bagia 3 (Batu putih dan Gadis Periang)
     Sekolah itu kadang membosankan.Belajar tiap hari dengan metode yang sama di ceramahi dan tentunya mencatat buku paket adalah kebiasaan kami.Tidak ada lonjakan yang terjadi,kalau pun keluar kelas belajar hanya satu,dua sampai tiga kali setiap semester.Teringat hari itu guru bahasa indonesia memberi kami waktu belajar di luar ruangan.Ketika itu pelajaran tentang puisi,para siswa di arahkan keluar ruangan,tepatnya di belakang sekolah berbaur dan belajar dengan alam.ketika itu kita di bebaskan untuk berekspresi.”Coba cari satu objek yang bisa kalian kembangkan menjadi puisi,”arahan dari pak guru.Sawah,pegunungan,bukit,sungai,awan,pohon,angin dsb. yang bisa di jadikan karangan dalam bentuk puisi. Lalu pak guru tampil membawakan sebuah puisi yang sudah di buatnya,beberapa teman juga tak mau kalah.Terakhir saya pun tampil di depan dengan judul “Awan”.Alhamdulillah agak lumayan bagus dan di tepukin teman setelah usai.
      Sore telah tiba.Kami selalu bertemu di batu putih sebagai tempat perkumpulan kami.Hari ini bukan hanya kami bertiga namun ada beberapa warga di batu besar ujung kampung kami.”Fir,besok kamu ada kerjaan?,”tanyaku.”Hmm.kayagnya tidak ada.kenapa,”jawab firman.”Nah kamu herman,besok kamu kemana,”tanyaku.”Besok hari apa ya?,”tanyanya balek.”Rabu idioooot,di tanya malah balek tanya.hahhah,”jawab firman ledek.”oh selasa ya,sepertinya tidak ada.kamu kenapa tanya mau tidur lagi di sekolah kayag minggu lalu?,”katanya.”Rabu herman,bukan selasa,”kataku.”oh rabu ya,sepertinya saya tidak bisa,soalnya saya sibuk sekali banyak yang harus saya urus,misalnya pemotretan shampo anjing,photo model sampul album peterpan,dll.hahhha,”kata herman sok berlagak.
“Kalian belajar terus kan,ayo besok berlibur,”ajakku.”Dimana,”kata firman.”Tidak usah jauhlah sana batu putih sepertinya sudah mau di jajaki sekalian kita tangkap kepiting monyet,”tambahku.”Wah bagus itu,lama tidak berpetualang sepertinya alam merindukanku,”kata idiot herman.”Okelah saya juga setuju,”kata firman.”oke,besok kita berkumpul disini setelah selesai sekolah,jangan lupa bawa makanan ya?,”kataku pada mereka.”makanan,musyrik lu,masak pergi kesana bawa makanan,hanya orang bego di hutan mati kelaparan,kamu ingatkan tarzan bisa hidup tanpa makanan dari kampung,”kata herman.”Lah musyrik dari mana,kita kan bawa kesana bukan buat siapa-siapa,bukan untuk penghuni batu itu dan semacamnya,tapi kita bawa makanan untuk di makan sendiri.Nah tarzan itu tidak ada nyata,hanya dunia khayalan,kamu terlalu banyak nonton kartun ya,”kataku.”Okelah tuan raja,tidak mau kalah,palingan juga saya parang untuk besok,makan tu parang,hahahah,”kata herman sambil berlalu.”Eh mau kemana idiot,”kata firman.”pulang,buat bekal besok,”.katanya.
Akhirnya kami mengakhiri perkumpulan kami sore itu.
**
Pagi-pagi sekali si idiot telah datang ke rumahku.”Maaan.Rahman.Ayo cepat pergi sekolah,”panggilnya.”Masih terlalu pagi,saya masih sibuk mengurus ayam-ayam.Jalan duluan saja ke rumah firman,tunggu saya disana,”kataku.”Oke,”katanya.
Beberapa menit kemudian kami berkumpul dan siap-siap berangkat sekolah.lalu sambil berjalan...”Tadi kenapa cepat sekali herman,tumbeng,”kataku.Berharap cepat pulang lalu kita cepat ke batu putih,”katanya.”huuuuuuu...ternyata ada maunya,”kata firman.
Setelah pulang,kami pun siap-siap menuju batu putih,benar saja si idiot hanya bawa parang dan sebatang korek.”kenapa bawa korek saja,kamu mau bakar hutan,nanti kamu di kurung,kamu mau?,”kata firman.”Lah kalian bawa nasi kan,saya bawa korek untuk bakar-bakar kepiting,pasti mau tohh,”jawabnya.”iya deh kalau makanan paling cerdik,tapi di sekolah....hahha,”kata firman meledek.”perut tidak bisa di bohongi pak,biar putus asa asal tidak putus makan.ahahaha,’katanya nyeleneh.”Ah kalian tiada hari tanpa bertengkar ya,seperti tom dan jerry.ayo cepat,”ajakku.
Setengah jam  kami berjalan dan tibalah kami di batu putih.Setelah sampai kami pun mandi-mandi sebelum akhirnya mengumpulkan kepiting-kepiting monyet.Lalu dalam kesibukan mengumpulkan kepiting,kami mendengar suara-suara ribut seperti suara gadis-gadis.Setelah kami perhatikan,benar saja segerombolan anak dari kampung sebelah.Dan di antara mereka ada satu yang menarik perhatian firman.Chika namanya,gadis periang nan jelita.Mereka pun sampai dan kaget melihat kami yang duluan.”hy,boleh kami gabung,”kata chika.”Boleh,kemari saja,”kataku.Firman hanya terdiam sesekali melirik si chika.”woeee,mata itu di jaga,ada-ada saja kamu,”kata herman.”hy,saya firman dan ini teman-teman saya,”kata firman sambil mengarahkan tangan pada chika.”hy juga,saya chika,mereka teman-temanku,”jawab chika.
“yuhuuuu,awas di kaki mu ada kepiting firman,”kata herman.sontak saja firman lompat-lompat dan menjadi bahan tawa saat itu.”hmhmhmmh...ciyeee..ada yang pandangan pertama ni yeee,”kata teman chika.”Apaan sihh,baru kenal juga,”sanggahnya.Akhirnya mereka pun mandi-mandi sambil foto-foto.Lalu kami bertiga membakar kepiting.Tak terasa sore sepertinya akan segera datang  dan siang pun akan segera berpamit berlalu.kami pun berpisah dengan mereka.Kami masih tinggal mencari kepiting untuk di bawa pulang ke rumah.Namun ada yang aneh dengan si firman,pandangannya kosong dan kadang-kadan tidak fokus.Tidak salah lagi,pasti ada yang tidak benar.Dan hal itu adalah chika si gadis periang.Kebetulan katanya chika dekat dari pasar minggu.Dan hampir saya pastikan firman tidak bakalan alpha pergi pasar.
“sepertinya  sudah sore,pulang yooo’,”ajakku.”Ayo,saya sudah banyak juga,”kata herman.”woee kamu firman,sudah banyak juga?,”tanya herman.
Ternyata cirgennya masih kosong padahal dari tadi cari kepiting.Sepertinya karena C-I-N-T-A.