Tiga Setangkai
Bagian 1 (Sekolah itu belajar,bukan untuk di hukum)
Kembali dari
masjid,ku jalan keliling kampung bersama 2 orang temanku.pagi buta dan embun
masih terasa dinginnya.burung-burung masih enggan keluar dari peraduannya.ku
jajaki jalan bertiga dengan kawanku.sambil cerita-cerit ,hingga akhirnya kami
sampai di ujung kampung.di ujung kampung terdapat batu besar yang di tempati
masyarakat ngerumpi setiap sore sambil menikmati angin sepoi di tambah
pegunungan yang masih hijau,terdapat air terjun dan batu putih di
tengah-tengahnya,serta suara kepakan-kepakan burung bangau di sawah-sawah
warga.Setelah sampai di batu itu,ku pilih duduk di sudut ujung,tempat yang
biasa saya bermain baling-baling ketika SD dulu.
Namaku Rahman,sedang menempuh pendidikan di SMP N 2 Biringbulu.Saya duduk di kelas 1,termasuk
siswa rajin namun kurang cerdas.perawakan kurang gagah tapi menarik,hoby-ku
otomotif.
Firman kawanku,teman sekelas ku.sama denganku,kurang
pintar tapi rajin,bedanya dia suka jail,hoby-nya bisnis.satu lagi temanku
herman,kurang gagah,kurang menarik,kurang pintar.kadang-kadang rada-rada
gila,kata orang kalau otaknya di jual pasti laku,pasalnya tidak sering di
gunakan (masih original),klo temanku yang 1 ini kurang tahu hoby-nya apa,semua
samar-samar.yang saya tahu dia suka berbicara sendiri,meski seorang diri.paling
sering di belakang sekolah,ketika di suruh menghapal oleh bu guru/pak guru.
Kami di sebut triMAN oleh teman-teman.
Mentari pagi telah menembus sisi bambu di belakang
batu itu.
Ku ajak pulang kedua kawanku itu.Lalu di pertigaan
jalan seorang gadis kacamata,sedang menyapu."Fir..siapa gadis berkacamata
itu",tanyaku. "orang baru pindah ke kampung ini",jawabnya.ku
lanjutkan perjalanan,wajah si gadis kacamata itu masih tergambar halus di
benakku.ku percepat langkah karena harus pergi sekolah.Tak lama kemudian kami
tiba di rumah herman.
"Her,cepat ya supaya tidak terlambat
kita",peringatku. "siap komandan bos besar",jawabnya sambil
hormat.Lalu ku panggil firman untuk pulang siap-siap pula.jam menunjukkan pukul
07.15,mereka pun berkumpul di rumahku."ayo cepat,sepertinya terlambat lagi
kita hari ini",ajak firman. "santai bro,jalan masih
panjang,paling-paling juga hanya berdiri bangau di depan kelas",kata herman
si idiot.
"okay,ayo",panggilku. "tunggu kamu
tidak pamit sama orangtua mu",cegat firman. "mereka duluan pergi
tadi,tinggal kakakku di rumah",jawabku.Lalu kami pun berangkat menuju
jalan setapak berliku,sialnya rumput-rumput yang kami lalui masih basah,di
tambah jalan yang licin.Kami menuruni jalan terjal menuju sungai.saling ledek
dan canda tawa menghiasi perjalanan kami sehingga tidak terasa kami sampai di
sungai.Kami pun bersih-bersih di sungai itu,lalu melanjutkan pendakian menuju
sekolah.ketika musim hujan tiba,kami hanya saling berteriak antar teman yang
menengok kami di belakang sekolah.setelah sampai di sekolah,benar saja,bu guru
telah menjelaskan di depan kelas."Lah tu kan kita terlambat lagi,bagaimana
ini",kata firman. "ah santai saja,paling juga kita berdiri di depan
lalu di ketawai oleh teman,hehe",kata herman nyengir.Lalu kami bertiga
masuk di ruangan dengan jinjit-jinjit dengan harapan tidak ketahuan.si firman
jalan duluan lalu ku susul nah yang terakhir temanku si “aga”beleng
ini,bukannya jinjit-jinjit malah jongkok lalu menabrak bangku teman.praakkeras
juga suara meja di tabraknya hingga terpanting kebelakang.sontak saja tadi
teman yang diam mencatat dari penjelasan bu guru beralih menjadi ribut gelak
tawa.Lalu.. .”hem..hem..hemmm..Terlambat lagi,kalian hebat ya hampir tiap hari
terlambat.Kemarin dari guru yang lain kamu terlambat juga minggu lalu mata
pelajaran saya kamu juga terlambat.Sekarang kalian bertiga maju
kedepan.”perintahnya.”Tapi bu,kami terlambat karena perjalanan jauh”,kata
ku.’Membantah ya,kamu pilih kedepan atau keluar?”,kata bu guru.”Firman,ini
semua salahmu,gara-gara nonton film kartun si avatar dan tomm and jerry kita
terlambat terus”,kataku menyalahkan firman.”tapi kamu juga kan mau,malahan kamu
yang paling antusias.”,kata firman membela.”Elaaahhhh,sudahlah kalian sama
saja.giliran begini saling menyalahkan pilih aja tuhh mau keluar atau
kedepan.”,kata herman si idiot.”Ayo,kedepan atau keluar dan tidak usah masuk
mata pelajaran saya minggu depan”,kata bu guru tegas.”kalau saya keluar saja
ya,kalian?”,tanya si idiot.”Kamu gila ya,bukan saja hari ini minggu depan juga
sampai minggu berikutnya kemungkinan satu semester ini,kamu tidak mau naik
kelas?”,kataku.”ya,jadi kenapa lama disini”,jawab si idiot.Lalu kami bertiga
pun berdiri didepan kelas angkat pegang telinga dengan tangan menyilang,tangan
kanan memegang telinga kiri lalu telinga kiri memegang telinga kanan.
Akhirnya
setelah berdiri kami di kasi turun oleh bu guru.Namun sayang,kelas telah
usai.Kami lalu keluar kelas menuju pohon bambu belakang sekolah.”Sebentar mata
pelajaran apa ya?”,tanya firman.”ya pelajaran sekolah lah,kita kan baru SMP
masak ada pelajaran memanah atau menembak,kita bukan polisi bos”,kata si idiot
lagi.”,dasar idit tidak nyambung sekali,jaka sembung bawa golok,gak nyambung
g*b**k.”,timpal firrman.’Sudahlah,kalian tidak bisa akur ya,tapi tunggu
bukannya hari ini pelajarannya bu Eba,artinya matematika,kan ada tugas minggu
lalu”,kataku.”Wah mati,iya bu Eba dan matematikanya”,kata firman.”yahh hari ini
memang hari gilaa ya,pertama terlambat sekolah lalu di hukum sekarang bakal di
hukum lagi.”,kata si idiot.
“Wah mending bolos aja,kita kan sudah di belakang
sekolah,”kata firman.”Wahbetul tu,darpada dihukum lagi,malu terus jadi
perhatian di kelas,”kata si idiot.”Tunggu.saya juga mau sepakat tapi kalian
tahu kita di belakang sini tanpa bawa tas artinya tas kita di kelas,kalian mau
kehilangan buku-buku dengan tas kita lagian kalaupun hari ini kita tidak masuk
toh juga minggu depan kita juga kena,bagus kalau tidak di suruh membersihkan WC
”,kataku.”Jangan dong,itu tas kesayanganku apalagi di dalam semua catatan
kita,kalau hilang bukan hanya hari ini kita menderita.tapi satu semester
ini,bisa-bisa kita tidaak naik kelas”,kata firman.”Sekarang ayo ke kelas
sepertinya sudah masuk,”ajakku.Benar saja,bu eba sudah selesai mengabsen dan
tumpukan buku-buku didepan mejanya sudah menumpuk.”Assalamu
alaikum”,ucapku.”waalaikumussalam”,jawab bu guru dan teman-teman.”,Kalian dari
mana,kenapa terlambat,mana tugas kalian?,”tanya bu guru.”a,,ammm..aa ..anu
bu,saya lupa,”kataku terbata.”Eh kalian berdua mana tugasnya”,kata bu guru
lagi.”Saya tidak kerja bu karena saya tidak tahu jawabannya,”kata si
idiot.”Kalau saya lupa juga bu,”kata firman.”kalian selalu kompak ya,tapi
sayang kompak kalian sepertinya tidak boleh di tingkatkan.coba kalian bertiga
menuju ruangan dekat musholla disana ada 5 ruangan kecil sepertinya sudah
banyak kotoran.,”kata bu guru.”,Benar saja,kami di suruh membersihkan
WC.”Kalian sadar kalau hari ini kita datang ke sekolah ternyata bukan belajar
tapi berdiri di depan kelas sampai jam pelajaran selesai,lalu sekarang kita
membersihkan WC.Besok apa lagi ya?,”kata firman.”Banyak bicara kamu,bersihkan
saja cepat supaya cepat keluar”,kataku.”Makanya besok-besok jangan terlambat
lagi dan kerja tugas kalau tidak mau begini lagi,”kata herman.”ah sok bijak
kamu,kayag tong mengerti.Tapi sebenarnya
kayagnya saya sudah kapok dehh.besok pasti saya rajin kerja tugas dan
tidak terlambat lagi apalagi bolos.”,kat firman.”a,,betul itu.tingkatkan bos,lalu
kamu idiot apa perubahanmu,mau begini-begini terus”kataku.”kayagnya saya
terlanjur begini dehh,saya ngikut aja ya,kalau ada susah kan tingga nyontek
sama kalian,”kata herman.”iya kalau kita terus bersama,mungkin bisa tapi apa
kamu mau bergantug terus sama kita?,”kata firman.(hening)
Alhamdulillah,pekerjaan kami sudah selesai.”Kalian mau masuk
kelas”,kataku.”jangan!lebih baik kita disini saja tunggu sampai pelajaran
selesai.apalagi kan kita lelah,”kata firman.”Ayo ke mushollah saja,capek saya
mau tidur,”kata herman.Panas terik siang itu begitu
menyengat,lelah,letih,lesu,lunglai,dan labil karena kayagnya sudah lapar.kami
pun bertiga menuju musholla itu.Setelah terbangun ternyata sekolah sudah
sunyi,ternyata teman-teman telah pulang.para guru di sekolah pun sudah
istrahat.”weh bangun,sudah sore,”kataku.”jangan menggangu tidurku,”kata herman
setengah sadar.wehh firman bangun sudah sore,kamu mau disini sampai
malam?,”kataku.”masih siang,pulang saja duluan nanti saya nyusul,”kata firman
juga setengah sadar.”Lah,bangun kita pulang,kita menjelajah kebunnya orang,saya
yakin pasti banyak buah nangka dan mangga,kalian tidak lapar?,”kataku.Mereka
pun terbangun dari tidurnya,lalu kami menuju kelas untuk mengambi tas-tas
kami.Lalu kami pulang tentunya keliling kebun cari nangka dan mangga namun
hasilnya nihil.akhirnya kami tiba di rumah dengan keterlaparan.”Singgah saja
dulu,”kataku.”Ah tidak,saya langsung pulang saja,”kata firman.”Kamu
idiot,singgah saja,lagian kan di rumah kamu tidak ada
orang,”panggilku.”okelah,”kata herman.”Fir,nanti sore kita ke ujung kampung
ya!,”panggilku.”Nanti di liat sepertinya saya lelah,”kata
firman.”hmm..okay,”balasku.
Bagian 2 (rahasia si idiot herman)
Sore hari
telah menjelang,burung-burung telah kembali ke peraduannya,warga sibuk dengan
berbagai macam aktivitas.Ada yang mengambil gembalaannya,ada yang pulang dari
kebun/sawah ada pula yang menikmati sunset di batu besar ujung desa.Lalu ku
panggil si idiot dan firman ke batu itu untuk menikmati sunset.”Besok ke pasar
dehh,”ajakku.”Kita kan tidak punya uang,”timpal firman.”ya tidak
apa-apa,keliling pasar aja,lagian kan hari minggu sekolah juga kan
libur,”kataku lagi.”Okelah,tapi tidak sampai siang kan?,”tanya firman.”Lah
ngapain sampai siang,kamu idiot mau ikut juga?,”tanyaku ke si beleng
herman.”Saya tidak sepertinya,harus ke kebun besok,”katanya sambil nunduk.Sawah
kemuning oleh pantulan cahaya matahri sore menyilaukan mata ketika itu,ada
beberapa warga berbincang-bincang di bagian batu lain.Lalu sore pun semakin
dalam,suara-suara radio masjid telah meraung-raung pertanda untuk siap-siap
maghriban.”Oya,ayo pulang,sudah maghrib.Fir,ketemu pagi di batu ini ya!Ingat
jangan terlambat,”ingatku pada firman.,”okay big boz,”katanya sambil hormat ala
pramuka.”kamu herman,ayo pulang.,”panggilku.
Setelah malam berlalu,akhirnya suara ayam pun sebagai
alarm alami membangunkan warga di sambut suara-suara radio masjid pertanda
subuh telah tiba.Para warga pun bersiap-siap menuju masjid untuk menunaikan
kewajibannya sebagai kaum muslim dan muslimat.Mataku terasa berat sekali untuk
terbuka.Badan terasa pegal-pegal padahal tidak kerja.Namun ku paksakan diri
untuk bangun menghadap ilahi walau sejenak lalu kemudian tidur lagi
setelahnya.Suara-suara ayam begitu ributnya hingga tidak membiarkanku nyenyak subuh
itu,lalu ku bangunkan badan mengambil remot televisi lalu menonton sembari
menunggu waktu pagi tiba.beberapa menit kemudian,ku perhatikan warga sibuk
lalu-lalang depan rumah untuk menuju kebun mereka mengais rezeki untuk anak
cucunya kelak.Hampir lupa,pagi ini saya harus ke pasar minggu bersama si
firman.Mungkin ia telah menungguku di batu ujung desa.sontak saja ku cuci muka
ganti baju lalu siap-siap menuju batu itu tempat dimana menjadi tempat
perjanjian saya dan kawanku.Benar saja,setelah tiba di batu itu,dia telah ada
dan suda agak lama menunggu saya.Lalu saya pun panggil ke pasar minggu ketika
itu,karena hari itu belum punya motor terharus kami jalan kaki bersama warga
lainnya menuju pasar minggu di kampung seberang.setelah sampai beberapa orang
ku perhatikan lalu lalang saling mengandalkan produk jualannya hingga menarik
perhatian untuk membeli barang jualannya.Adapun di pojok pasar si penjual obat
yang pandai bermain retorika meyakinkan warga untuk membeli obatnya,terkadang
menampilkan hal-hal menarik,misalnya benda tua dan kuno,bermain sulap.Lalu ku
perhatikan kotak merah yang di dalamnya terdapat jenglot yang di jadikan
penarik perhatian.Lalu di ujung los pasar saya melihat sosok yang saya
kenal,lalu ku ikuti bersama firman.”Herman,kamu ke pasar juga,kemarin kan kamu
bilang tidak ke pasar,”tanyaku.”Tiba-tiba saya di suruh tapi kalian sudah
berangkat duluan tadi,”jawabnya.”ya sudah ayo sama-sama keliling pasar,di sana
ada jengglot lohh,di kotak merah,rambutnya panjang,kukunya panjang tapi
tubuhnya tidak panjang,kayag kamu,hahahaa,’kata firman meledek.”hahahaa,”,ku
sambung tawa firman.
Namun barusan si idiot tidak membalas tawa
kami,sepertinya ada yang berubah dengan anak ini.”hmmm,oya kalian saja ya saya
harus cepat pulang karena setelah ini saya harus pulangMaaf kawan,saya duluan
ya,”pamitnya.”Tapi...,”kata firman.”Sudah biarkan,sepertinya si idiot punya
masalah tu.Nanti kita cari tahu,”kataku.Kami pun melanjutkan keliling-keliling
pasar,dan tiba-tibanya lagi saya melihat seorang wanita yang tak asing bagiku.Jilbab
besar warna abu-abu dengan kacamata menempel di matanya.”Fir,Fir,,lihat gadis
disana,bukankah itu yang di kampung yang rumahnya di pojok jalan,”tanyaku.”iya
betul.Itu pendatang baru di kampung kita,mau kenalan?,”kata firman.”Ayo,kamu
kira saya takut,soal cewek mah urusan saya broo.,”kataku bangga namun perasaan
tidak yakin.”Hmm,hay kamu yang pendatang baru di kampung sebelah
kan?,”tanyaku.”waalaikumussalam,maaf adab muslim dan muslim lainnya apabila
bertemu itu berisalam”,kata cewek itu.”Oh O ,O,iya,A A.Assalamualaikum,maaf
lupa,”kataku.”Waalaikumussalam,mau apa,kalau tidak penting maaf saya
buru-buru,”jawabnya.”Tidak ada sih ia,hanya..,”kataku.Namun,sebelum saya sampai
bicara ia pun berlalu membawa kantong plastik berisi belanjaan.”Hahaaha,makan
tu,katanya jago,lahh di tinggal gitu.ckckckck,”kata firman
ledek.”belumberuntung aja,liat nanti akan ku cari dia sampai terbuka siapa
cewek itu,”jawabku optimis.”sudah agak siang,ayo pulang,”ajak firman.”Kamu
tidak belanja?,”tanyaku.”Ah tidak,mau beli apa juga,”jawabnya.Setelah
pulang,kami berkunjung ke rumah si idiot.”Hermaaan,,,,Hermaaaan.,”panggil
firman.”Dia tidak ada de’ dia pergi tadi,”jawab ibunya herman.”Oh iye’ tante
nanti kami datang lagi,”kataku.lalu kami pulang ke rumah masing-masing.Malam pun
tiba si idiot tak pernah muncul batang hidungnya seharian,saya dan firman pun
menuju rumahnya.Ternyata di rumahnya ada orang barzanji,kami pun senag dengan
harapan makan-makan bajek,onde-onde dan tentunya ayam.Lalu kami naik di
tangga,ku lihat herman di pojok tiang rumah.Entahkah merenung,berdoa atau
sedang apa yang saya perhatikan ia termenung terdiam sepertinya kesepian dalam
keramaian.Lalu kami mendekati orangtuanya dan kami bertanya kenapa herman
berubah sejak kemarin.” Tante,herman kenapa kok murung begitu,malahan dari
kemarin dia berubah begitu,”kataku.”De’ kalau tante sudah pergi tolong bantu
tante ya,temani dia jangan biarkan ia sendirian,”kata ibunya herman.”Memangnya
tante mau pergi?,”tanyaku.”Iya de’ ini juga untuk herman supaya ia juga bisa sekolah
terus karena saat ini dialah harta tante,tante juga mau temanmu itu punya
pendidikan ya setidaknya berusaha untuk bisa juga,”jawabnya.Tiba-tiba saja air
mataku menets melihat herman yang kami tidak perduli dari kemarin,ternyata ia
punya beban yang harusnya kami sebagai sahabatnya ada ketika ia merasa
terbebani dalam hidup.Lalu kami mendatanginya di pojok rumah yang saya lihat
matanya agak lebam,kemungkinan air matanya di tahan untuk menegarkan hati mama
beliau yang sedang siap-siap merantau.”Maaf kawan,kami baru tahu
kalau...,’kataku.”Iya tidak apa-apa,maaf tidak memberitahu
kalian,”jawabnya.Lalu kami membawa keluar herman mencari angin malam,sambil
mencoba menghilangkan bebannya.Ku ajak pergi cari belu malam-malam menggunakan senter.Belut ketika tidur ia akan naik di
perairan sehingga mudah untuk mematikan lalu menangkapnya.Lumayan dapat sekita
lima belas ekor,sepertinya akan larut,lalu ku ajak si idiot pulang.setela
sampai,ia berfikir bahwa belut itu kami akan bagi.”Ini kan lima belas,pas-pas
ya,tiga di bagi lima belas sama dengan lima,”katanya.”hahhaha,,,hadeuhh,,dasar
idiot,kamu tidak pernah berubah ya,yang
benar adalah lima belas di bagi tiga
sama dengan lima,”kata firman sok ngajar.”Ah tidak idiot,semua itu untuk
kamu,untuk ibu kamu siapa tahu aja di bawa merantau.kan itung-itung bisa jadi
lauk di perjalanan,”kataku.”Thank you ya,’jawabnya.”hahha,sok inggris lu,”ledek
firman.Setelah sampai di rumah ibunya herman pun mengolah belut-belut hasil
tangkapan kami.Sebagian kami makan dan benar saja sebagian lagi di bawanya
untuk lauk di jalan sebelum sampai kota.”Ibu mu mau kemana idiot,”tanya
firman.”beliau mau berangkat jauh,bahkan cukup jauh dan menurutku terlalu
jauh,”jawabnya.”Ya kemana,keluarag negeri atau keliling dunia,hahhah,”kata
firman lagi.”Habisi saja makanan mu dulu,”kata herman.Lalu beberapa menit
kemudian,kami semua selesai makan.”Kamu tadi belum jawab pertanyaan
firman,sebenarnya ibumu mau kemana?,”kataku.”Ke Malaysia,”jawabnya singkat.”Lah
yang serius dong,kita ini kan teman,kok sepertinya ada yang di tutupi,mau
kemana sebenarnya,”kata firman.”iya serius,akan ke malaysia ya kan banyak orang
banyak uang setelah dari sana,kamu lihat rumah-rumah warga di sekeliling
kampung,rata-rata rumah batu,yang hasilnya itu ya dari Malaysia itu,”kata herman
sambil makan pisang.”Maaf,kami tidak tahu,semoga saja cepat dapat unag ya dan
selamat sampai tujuan.Aamiin.,”kataku.
“Aamiin,”jawab mereka berdua.
Malam sudah larut,kini saatnya kami harus tidur.malam
itu kami bermalam di rumah herman.
Ku perhatikan sepertinya si idiot tidak mau terpejam
matanya,ku lihat dari kegelisahannya malam itu.Terkadang ia bangun lalu cuci
muka,sesekali menuang air di gelas lalu meminumnya.Mungkin bebannya berat akan
di tinggal oleh ibunya.Saya tahu,betapa berharganya orang tua dalam kehidupan
kita.Namun,terkadang berbagai hal tak dapat ditafsirkan oleh kata dan tak dapat
di jawab oleh pertanyaan-pertanyaan semu.Oya orang tuanya sudah cerai dan
ayahnya ada di kota bersama istri dan
anak-anaknya.Lalu saya berkesimpulan bahwa kadangkala kita tidak mengerti
urusan orang dewasa,biarlah ia menjalaninya dan kita ya mengikut aja.Yakin saja
dengan perkataan orang’ “akan indah pada waktunya”.
Terkadang bukan orang tua yang tak sayang anak-anaknya
namun biasanya keadaan yang memaksanya untuk tidak memperlihatkan hal
itu.Ya,mungkin tepatnya di tunggu saja pada waktu yang indah itu.Lalu ayam-ayam
pun mengumandangkan alarmnya,mobil yang di tumpangi ibunya herman pun tiba.kami
membantu mempersipkan barang yang akan di bawanya.
Semakin memerah dan lebam matanya,mungkin tidak sempat
tidur malam tadi.Ia pun agak sempoyongan membawa ransel ibunya menuju mobil
itu.Sepertinya bendungan kelopak matanya tak dapat menahan luapan kesedihan
yang menggulung bagaikan ombak mega.Kisah dramatis pun terjadi,pagi buta kami
harus melepas kepergian ibunya herman merantau mencari nafkah untuk herman dan
sekolahnya.
Cukup mengaharukan pagi buta itu.selamat sampai tujuan
tante,kami menjaga si idiot ini seperti saudara kami sendiri.
Bagia 3 (Batu putih dan Gadis Periang)
Sekolah itu
kadang membosankan.Belajar tiap hari dengan metode yang sama di ceramahi dan
tentunya mencatat buku paket adalah kebiasaan kami.Tidak ada lonjakan yang
terjadi,kalau pun keluar kelas belajar hanya satu,dua sampai tiga kali setiap
semester.Teringat hari itu guru bahasa indonesia memberi kami waktu belajar di
luar ruangan.Ketika itu pelajaran tentang puisi,para siswa di arahkan keluar
ruangan,tepatnya di belakang sekolah berbaur dan belajar dengan alam.ketika itu
kita di bebaskan untuk berekspresi.”Coba cari satu objek yang bisa kalian
kembangkan menjadi puisi,”arahan dari pak
guru.Sawah,pegunungan,bukit,sungai,awan,pohon,angin dsb. yang bisa di jadikan
karangan dalam bentuk puisi. Lalu pak guru tampil membawakan sebuah puisi yang
sudah di buatnya,beberapa teman juga tak mau kalah.Terakhir saya pun tampil di
depan dengan judul “Awan”.Alhamdulillah agak lumayan bagus dan di tepukin teman
setelah usai.
Sore telah
tiba.Kami selalu bertemu di batu putih sebagai tempat perkumpulan kami.Hari ini
bukan hanya kami bertiga namun ada beberapa warga di batu besar ujung kampung
kami.”Fir,besok kamu ada kerjaan?,”tanyaku.”Hmm.kayagnya tidak
ada.kenapa,”jawab firman.”Nah kamu herman,besok kamu kemana,”tanyaku.”Besok
hari apa ya?,”tanyanya balek.”Rabu idioooot,di tanya malah balek
tanya.hahhah,”jawab firman ledek.”oh selasa ya,sepertinya tidak ada.kamu kenapa
tanya mau tidur lagi di sekolah kayag minggu lalu?,”katanya.”Rabu herman,bukan
selasa,”kataku.”oh rabu ya,sepertinya saya tidak bisa,soalnya saya sibuk sekali
banyak yang harus saya urus,misalnya pemotretan shampo anjing,photo model
sampul album peterpan,dll.hahhha,”kata herman sok berlagak.
“Kalian belajar terus kan,ayo besok
berlibur,”ajakku.”Dimana,”kata firman.”Tidak usah jauhlah sana batu putih sepertinya
sudah mau di jajaki sekalian kita tangkap kepiting monyet,”tambahku.”Wah bagus
itu,lama tidak berpetualang sepertinya alam merindukanku,”kata idiot
herman.”Okelah saya juga setuju,”kata firman.”oke,besok kita berkumpul disini
setelah selesai sekolah,jangan lupa bawa makanan ya?,”kataku pada
mereka.”makanan,musyrik lu,masak pergi kesana bawa makanan,hanya orang bego di
hutan mati kelaparan,kamu ingatkan tarzan bisa hidup tanpa makanan dari
kampung,”kata herman.”Lah musyrik dari mana,kita kan bawa kesana bukan buat
siapa-siapa,bukan untuk penghuni batu itu dan semacamnya,tapi kita bawa makanan
untuk di makan sendiri.Nah tarzan itu tidak ada nyata,hanya dunia khayalan,kamu
terlalu banyak nonton kartun ya,”kataku.”Okelah tuan raja,tidak mau kalah,palingan
juga saya parang untuk besok,makan tu parang,hahahah,”kata herman sambil
berlalu.”Eh mau kemana idiot,”kata firman.”pulang,buat bekal besok,”.katanya.
Akhirnya kami mengakhiri perkumpulan kami sore itu.
**
Pagi-pagi sekali si idiot telah datang ke rumahku.”Maaan.Rahman.Ayo
cepat pergi sekolah,”panggilnya.”Masih terlalu pagi,saya masih sibuk mengurus
ayam-ayam.Jalan duluan saja ke rumah firman,tunggu saya
disana,”kataku.”Oke,”katanya.
Beberapa menit kemudian kami berkumpul dan siap-siap
berangkat sekolah.lalu sambil berjalan...”Tadi kenapa cepat sekali
herman,tumbeng,”kataku.Berharap cepat pulang lalu kita cepat ke batu
putih,”katanya.”huuuuuuu...ternyata ada maunya,”kata firman.
Setelah pulang,kami pun siap-siap menuju batu
putih,benar saja si idiot hanya bawa parang dan sebatang korek.”kenapa bawa
korek saja,kamu mau bakar hutan,nanti kamu di kurung,kamu mau?,”kata
firman.”Lah kalian bawa nasi kan,saya bawa korek untuk bakar-bakar
kepiting,pasti mau tohh,”jawabnya.”iya deh kalau makanan paling cerdik,tapi di
sekolah....hahha,”kata firman meledek.”perut tidak bisa di bohongi pak,biar
putus asa asal tidak putus makan.ahahaha,’katanya nyeleneh.”Ah kalian tiada
hari tanpa bertengkar ya,seperti tom dan jerry.ayo cepat,”ajakku.
Setengah jam
kami berjalan dan tibalah kami di batu putih.Setelah sampai kami pun
mandi-mandi sebelum akhirnya mengumpulkan kepiting-kepiting monyet.Lalu dalam
kesibukan mengumpulkan kepiting,kami mendengar suara-suara ribut seperti suara
gadis-gadis.Setelah kami perhatikan,benar saja segerombolan anak dari kampung
sebelah.Dan di antara mereka ada satu yang menarik perhatian firman.Chika
namanya,gadis periang nan jelita.Mereka pun sampai dan kaget melihat kami yang
duluan.”hy,boleh kami gabung,”kata chika.”Boleh,kemari saja,”kataku.Firman
hanya terdiam sesekali melirik si chika.”woeee,mata itu di jaga,ada-ada saja
kamu,”kata herman.”hy,saya firman dan ini teman-teman saya,”kata firman sambil
mengarahkan tangan pada chika.”hy juga,saya chika,mereka teman-temanku,”jawab
chika.
“yuhuuuu,awas di kaki mu ada kepiting firman,”kata
herman.sontak saja firman lompat-lompat dan menjadi bahan tawa saat itu.”hmhmhmmh...ciyeee..ada
yang pandangan pertama ni yeee,”kata teman chika.”Apaan sihh,baru kenal
juga,”sanggahnya.Akhirnya mereka pun mandi-mandi sambil foto-foto.Lalu kami
bertiga membakar kepiting.Tak terasa sore sepertinya akan segera datang dan siang pun akan segera berpamit
berlalu.kami pun berpisah dengan mereka.Kami masih tinggal mencari kepiting
untuk di bawa pulang ke rumah.Namun ada yang aneh dengan si firman,pandangannya
kosong dan kadang-kadan tidak fokus.Tidak salah lagi,pasti ada yang tidak
benar.Dan hal itu adalah chika si gadis periang.Kebetulan katanya chika dekat
dari pasar minggu.Dan hampir saya pastikan firman tidak bakalan alpha pergi
pasar.
“sepertinya
sudah sore,pulang yooo’,”ajakku.”Ayo,saya sudah banyak juga,”kata
herman.”woee kamu firman,sudah banyak juga?,”tanya herman.
Ternyata cirgennya masih kosong padahal dari tadi cari
kepiting.Sepertinya karena C-I-N-T-A.