Jumat, 28 Juli 2017


Api Unggun
Sabtu pagi ku mulai aktivitas setelah malamnya berbegadang.
Lalu membantu nenek mengembalakan sapi-sapinya.
Sarapan pagi dngan daging kambing lalu pergi ke kebun memetik kacang bersama nenek dan tante.jam 12 siang ku pulang dengan rencana mengumpulkan anak2 "the young generation of batu putih ulujangang".Namun,berbalik arah.belum turun di motor dari kebun saya pun di panggil angnga ke bantaeng.
Lalu ku mulai rute,kampungku (kec.bontolempangan),lalu menuju kecamatan biringbulu,lebih jauh menuju kec.tompobulu(malakaji),menuju loka' (menikmati dinginnya kabut di gunung loka),rumbia kec......(  ) lalu melaju menuju kabupaten jeneponto, dengan kabut yang hanya kurang lebih 10 m.Lalu teringat peristiwa asap di riau tahun lalu.yang di kelilingi asap pekat.
Di tengah2 perjalanan ku di manjakan oleh segerombolan anak2 di bawah umur beragi rokok dengan temannya.
Tidak jauh berjalan aku pun di suguhkan oleh pemandangan warna-warni.mereka
Siswa-siswi yang mencoret2,bukan hanya baju namun,muka dan seluruh kepala pun di coret-2nya.
Jauh berjalan dengan jalan berliku dan berkelok-kelok di antara kabut itu.akhirnya  sampai di kabupaten bantaeng (lannying)dengan lelah plus penat luar biasa.
Beberapa saat kemudian kami di suguhi tahu isi hangat plus kopi asli (pahitnya) karena di proses sendiri(kopi dri kebun)
Hangatnya kopi plus tahu itu sehangat perbincangan kami dengan tuan rumah.lalu smpat ku tanya mata pencahariannya..
Ternyata mata pencahariannya hanya bertani bawang.
Lalu ku tawari untuk menanam jagung manis.dan sepertinya di terima usulan itu karena sudah ada beberapa di daerah lain yang menanam dan hasilnya lumayan menajnjikan.
tidak terasa hari pun semakin sore,kami pun bersiap2 untuk balek ke kampung.
Dengan bismillah,kami berangkat melaju di antara hujan gerimis dan jegatan kabut tebal.
berjalan lebih jauh meninggalkan bantaeng,malam pun tak terhindarkan.
sialnya adalah motor tanpa lampu plus selalu mogok.lalu di identifikasi dan di analisa ternyata di bagian bensinnya.solusi pun di dapat dengan cara selalu menutup krang bensin ketika penurunan.
Dengan jalan yang licin dan hanya menggunakan lampu senter hp.motor pun kadang turun di lubang tengah jalan dan selalu slip dan pernah hampir jatuh ke selokan.
jauh berjalan ada yang aneh di kepalaku.motor semakin berat dan ternyata ban nya kempes dan harus di tambal.akhirnya angnga mengambil boncengan sya.sialnya lagi tidak ada yang dekat penambal ban.
saya pun pasrah memakai si jago silver dengan ban isi kosong tanpa angin.
sejauh kurang lebih 2 km,kami pun mendapati tambal ban.kebetulan dekat dengan sekolah SMPN 2 Biringbulu (sekolahku ketika sekolah dlu)
saya pun kesekolah itu untuk sholat dan bertemu ibu dan bapak sekolah.
sedikit waktu berbincang dengan mereka karena saya harus pulang,hujan tidak membiarkan kami tinggal lebih lama ketika tidak ingin kebasahan.
selain itu,jalan yang rusak parah meminta kami untuk segera melaluinya sebelum larut malam.
di tambah cerita-2 angker di sepanjang jlan.
dlam gelapnya malam,kulaju si jago silver(revo) untuk lebih cepat sampai ke rumah.
jam 19.45 kami pun tiba di rumah dengan lelah,celana kotor dan berkerkngat di suasana dingin.Setelah itu lanjut bergabung dengan anak"the young generation of batu putih ulujangang" dalam acara api unggun dan makan bakwan dari pepaya muda.

selamat berapi unggun..



Ter (NYATA) Kau Bukan Untuk Ku
Pagi itu angin sepoi masih bersahaja. Embun-embun masih sejuk di pandan mata di berabagai dedaunan. Seorang mahasiswi setengah semester berjalan terburu-buru memburu seorang mahasiswa. “Hmm..hay kak.boleh bertanya?”,kata gadis itu. “Iya boleh, kenapa de’ ?”,balas lelaki itu.”nama kakak kak boy kan, yang penjual buku itu”,imbuhnya. “hmm..adek tahu darimana”,tanyanya. “begini kak, hm.oya kenalkan namaku dinda kak. Kemarin temanku tanyaka, bilang tolong cari kak boy yang jual bukunya pak dosen, soalnya temanku juga mau beli kak”, jelasnya. “ohh..iya masih ada de, setelah pulang saya ambilkan ya”,balas lelaki itu. “Tunggu kak,nomorta.minta nomor hp ta supaya nanti saya sms”,tahannya.
Lelaki itu berlalu menuju kelasnya. Usai perkuliahan ia menemui gadis mungil tadi. Hari terus berganti, sesekali ia bertemu gadis itu di pelataran fakultas. Sesekali melempar senyum sambil berlalu. Hingga suatu hari, mereka bertemu di bawah tangga dekat penjual makanan dan aneka perlengkapan kampus. “Hmmm.hay kak, kakak belanja pagi ini?”, Tanya gadis itu.
“Ah tidak. Hanya mau beli pulpen. Adek sendiri jajan apa pagi ini”,balasnya. “Sebenarnya kak, mau makan BATAGOR (bakso tahu goreng) cuma agak jauh, lagian panas matahri juga kak”,kata dinda.
            Mereka pun masing-masing menuju kelas untuk belajar. Beberapa terakhir ini, si boy selalu on time di kampus. Tak tampak beban tugas dalam hidunya, biasanya mahasiswa terlalu mengeluh tentang tugas. “Heyy boy, akhir-akhir ini selalu kelihatan kepagian di kampus, selain itu paling jarang ngumpul bareng. Adakah yang baru mister boy”,ledek deni. “Ah tidak. Kamu saja yang datang terlambat”,bantah boy. “weh tuh sih riko. Tumbeng cepat juga. Woeeyy riko, kemari kau”,panggil deni. Riko berlari kecil mengampiri dua temannya.
“Sudah ku prediksi. Kalian pasti lebih duluan. Padahal saya berharap lebih cepat dari kalian”,kata riko.
````bersambung```