Api Unggun
Sabtu pagi ku
mulai aktivitas setelah malamnya berbegadang.
Lalu membantu
nenek mengembalakan sapi-sapinya.
Sarapan pagi dngan
daging kambing lalu pergi ke kebun memetik kacang bersama nenek dan tante.jam
12 siang ku pulang dengan rencana mengumpulkan anak2 "the young generation
of batu putih ulujangang".Namun,berbalik arah.belum turun di motor dari
kebun saya pun di panggil angnga ke bantaeng.
Lalu ku mulai
rute,kampungku (kec.bontolempangan),lalu menuju kecamatan biringbulu,lebih jauh
menuju kec.tompobulu(malakaji),menuju loka' (menikmati dinginnya kabut di
gunung loka),rumbia kec......( ) lalu
melaju menuju kabupaten jeneponto, dengan kabut yang hanya kurang lebih 10
m.Lalu teringat peristiwa asap di riau tahun lalu.yang di kelilingi asap pekat.
Di tengah2
perjalanan ku di manjakan oleh segerombolan anak2 di bawah umur beragi rokok
dengan temannya.
Tidak jauh
berjalan aku pun di suguhkan oleh pemandangan warna-warni.mereka
Siswa-siswi yang
mencoret2,bukan hanya baju namun,muka dan seluruh kepala pun di coret-2nya.
Jauh berjalan
dengan jalan berliku dan berkelok-kelok di antara kabut itu.akhirnya sampai di kabupaten bantaeng (lannying)dengan
lelah plus penat luar biasa.
Beberapa saat
kemudian kami di suguhi tahu isi hangat plus kopi asli (pahitnya) karena di
proses sendiri(kopi dri kebun)
Hangatnya kopi
plus tahu itu sehangat perbincangan kami dengan tuan rumah.lalu smpat ku tanya
mata pencahariannya..
Ternyata mata
pencahariannya hanya bertani bawang.
Lalu ku tawari
untuk menanam jagung manis.dan sepertinya di terima usulan itu karena sudah ada
beberapa di daerah lain yang menanam dan hasilnya lumayan menajnjikan.
tidak terasa hari
pun semakin sore,kami pun bersiap2 untuk balek ke kampung.
Dengan
bismillah,kami berangkat melaju di antara hujan gerimis dan jegatan kabut
tebal.
berjalan lebih
jauh meninggalkan bantaeng,malam pun tak terhindarkan.
sialnya adalah
motor tanpa lampu plus selalu mogok.lalu di identifikasi dan di analisa
ternyata di bagian bensinnya.solusi pun di dapat dengan cara selalu menutup
krang bensin ketika penurunan.
Dengan jalan yang
licin dan hanya menggunakan lampu senter hp.motor pun kadang turun di lubang
tengah jalan dan selalu slip dan pernah hampir jatuh ke selokan.
jauh berjalan ada
yang aneh di kepalaku.motor semakin berat dan ternyata ban nya kempes dan harus
di tambal.akhirnya angnga mengambil boncengan sya.sialnya lagi tidak ada yang
dekat penambal ban.
saya pun pasrah
memakai si jago silver dengan ban isi kosong tanpa angin.
sejauh kurang
lebih 2 km,kami pun mendapati tambal ban.kebetulan dekat dengan sekolah SMPN 2
Biringbulu (sekolahku ketika sekolah dlu)
saya pun kesekolah
itu untuk sholat dan bertemu ibu dan bapak sekolah.
sedikit waktu
berbincang dengan mereka karena saya harus pulang,hujan tidak membiarkan kami
tinggal lebih lama ketika tidak ingin kebasahan.
selain itu,jalan
yang rusak parah meminta kami untuk segera melaluinya sebelum larut malam.
di tambah cerita-2
angker di sepanjang jlan.
dlam gelapnya
malam,kulaju si jago silver(revo) untuk lebih cepat sampai ke rumah.
jam 19.45 kami pun
tiba di rumah dengan lelah,celana kotor dan berkerkngat di suasana
dingin.Setelah itu lanjut bergabung dengan anak"the young generation of
batu putih ulujangang" dalam acara api unggun dan makan bakwan dari pepaya
muda.
selamat berapi
unggun..