Ter (NYATA) Kau Bukan Untuk Ku
Pagi
itu angin sepoi masih bersahaja. Embun-embun masih sejuk di pandan mata di
berabagai dedaunan. Seorang mahasiswi setengah semester berjalan terburu-buru
memburu seorang mahasiswa. “Hmm..hay kak.boleh bertanya?”,kata gadis itu. “Iya
boleh, kenapa de’ ?”,balas lelaki itu.”nama kakak kak boy kan, yang penjual
buku itu”,imbuhnya. “hmm..adek tahu darimana”,tanyanya. “begini kak, hm.oya
kenalkan namaku dinda kak. Kemarin temanku tanyaka, bilang tolong cari kak boy
yang jual bukunya pak dosen, soalnya temanku juga mau beli kak”, jelasnya.
“ohh..iya masih ada de, setelah pulang saya ambilkan ya”,balas lelaki itu.
“Tunggu kak,nomorta.minta nomor hp ta supaya nanti saya sms”,tahannya.
Lelaki
itu berlalu menuju kelasnya. Usai perkuliahan ia menemui gadis mungil tadi.
Hari terus berganti, sesekali ia bertemu gadis itu di pelataran fakultas.
Sesekali melempar senyum sambil berlalu. Hingga suatu hari, mereka bertemu di
bawah tangga dekat penjual makanan dan aneka perlengkapan kampus. “Hmmm.hay
kak, kakak belanja pagi ini?”, Tanya gadis itu.
“Ah tidak. Hanya mau
beli pulpen. Adek sendiri jajan apa pagi ini”,balasnya. “Sebenarnya kak, mau
makan BATAGOR (bakso tahu goreng) cuma agak jauh, lagian panas matahri juga
kak”,kata dinda.
Mereka pun masing-masing menuju kelas untuk belajar.
Beberapa terakhir ini, si boy selalu on
time di kampus. Tak tampak beban tugas dalam hidunya, biasanya mahasiswa
terlalu mengeluh tentang tugas. “Heyy boy, akhir-akhir ini selalu kelihatan
kepagian di kampus, selain itu paling jarang ngumpul bareng. Adakah yang baru mister
boy”,ledek deni. “Ah tidak. Kamu saja yang datang terlambat”,bantah boy. “weh
tuh sih riko. Tumbeng cepat juga. Woeeyy riko, kemari kau”,panggil deni. Riko
berlari kecil mengampiri dua temannya.
“Sudah ku prediksi.
Kalian pasti lebih duluan. Padahal saya berharap lebih cepat dari kalian”,kata
riko.
````bersambung```
Tidak ada komentar:
Posting Komentar