Nama Heman
Ketua Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM)
International Black Panther Karate Indonesia Unit UIN Alauddin Makassar
Jurusan Ilmu Perpustakaan
Fakultas Adab Dan Humaniora
Testimoni
Assalamualaikum Wr.Wb.
Memulai testimoni ini, saya mengucapkan puji syukur kehadirat Allah swt karena saya diberi kesempatan untuk bisa mendapatkan kesempatan yang sangat berharga ini yakni mengikuti tour pengembangan kapasitas lembaga kemahasiswaan yang mendatangi 5 (lima) perguruan tinggi di Jawa. Saya sangat bangga dan senang mendapatkan kesempatan berharga ini. Perguruan Tinggi pertama yang kami datangi adalah Perguruan Tinggi Sunan Ampel Surabaya pelajaran berharga yang kami dapat adalah bahwa di perguruan tinggi tersebut memiliki 2 (dua) program pokok yakni pertama membina mahasiswa, menggembleng sehiongga mampu bersaing dengan mahasiswa diluar Perguruan Tinggi Sunan Ampel Surabaya. Mendidik dengan hati, mendekati mahasiswa layaknya orangtua sehingga pengajar atau dosen dapat mengetahui sifat dan psikologis mahasiswa, mendorong mahaisswa untuk menghasilkan suatu karya sebelum meningalkan kampus tersebut. Yang kedua adalah menggembleng para alumni, jadi 2 (dua) hari sebelum wisuda kampus tersebut mengadakan pembekalan sehingga mahasiswa diberi petunjuk atau saran untuk bekerja. Bahkan kampus tersebut mengundang seorang pengusaha untuk merekrut pekerja atau mahasiswa yang baru lulus di kampus tersebut. Setelah materi pembekalan selesai, pengusaha tersebut tes wawancara dengan mahasiswa dan setelah lulus berkas dan wawancara, maka mahasiswa tersebut direkrut jadi karyawan. Cukup tersanjung dengan pihak birokrasi kampus ini, bagaimana tidak, mereka memberdayakan mahasiswanya dengan mencarika jaringan diluar sana. Bekerjasama dengan pihak pemerintah dan beberapa instansi untuk dimohon agar mahasiswa yang berkompeten diberdayakan.
Selanjutnya di universitas Malik Ibrahim Malang, di kampus ini para birokrasi kampus memberi ruang kepada mahasiswa untuk bergerak, berbuat dan menghasilkan suatu karya. Pelajaran penting adalah mengayomi mahasiswa dan membuat nyaman mahasiswa menimpa ilmu dan berproses dengan mengembangkan bakat dan minat mereka sesuai skill dan kemampuan mereka. Kampus begitu disiplin dengan menerapkan lampu mati secara otomatis pada waktu yang ditentukan sehingga di atas jam tersebut tidak ada pergerakan dikampus tersebut. Tentunya memiliki dampak positif yang banyak dan juga memiliki dampak negatif.
Salah satu dampak positifnya adalah keaman mahasiswa pada area kampus terjaga dengan artian bahwa kecil kemungkinan terjadi hal buruk pada mahasiswa karena sudah tidak ada mahasiswa dikampus. Dampak negatifnya adalah mahasiswa terpotong waktu untuk berproses, mungkin saja ada kegiatan malam yang berdampak positif, tentunya dengan pengawasan satpam atau security, namun karena lampu tidak menyala sehingga tidak terlaksana kegiatan tersebut.
Namun harus dipertimbangkan lebih banyak dampak positif dan dampak negatifnya.
Selanjutnya adalah Universitas Negeri Malang yang disingkat dengan UM, kenapa bukan UNM karena UNM bisa jadi Universitas Negeri Makassar, Universitas Negeri Manado dll. Nah untuk membedakan Malang dengan Universitas yang berawalan “M” tadi maka Universitas negeri Malang menyingkat nama kampusnya dengan UM (Universitas Negeri Malang). Kampus ini telah melahirkan mahasiswa-mahasiswa yang gemilang diluar sana, prestasi-prestasi yang ditoreh pun tak main-main, baik tingkat nasional maupun international. Kampus ini adalah salah satu kampus tertua di malang dengan nama “IKIP Malang” kala itu. Seperti kampus-kampus sebelumnya, para mahasiswa diberi peluang untuk bisa berkreasi, berkarya dengan fasilitas sesuai kebutuhan, seperti saran dan prasarana yang memadai.
Lalu universitas kedua terakhir adalah universitas Muhammadiyah malang, saya takjub dengan kemegahan kampus tersebut. Uniknya lagi adalah kampus bercorak “islam” dengan menyandang Muhammadiyah, namun mereka tidak hanya menerima mahasiswa yang beragama islam, non-muslim pun diterima yang lulus masuk dikampus tersebut. Yang tidak diterima adalah yang tidak beragama karena kampus tersebut adalah kampus ‘beragama”. Ini adalah salah satu corak keberagaman di universitas tersebut, tidak memandang suku, ras, agama maupun etnis. Bahkan bukan hanya mahasiswa dalam negeri, mahasiswa luar negeri pun tak jadi masalah selagi menaati peraturan yang ditetapkan oleh kampus tersebut. Kampus ini memiliki pariwisata, hotel dan kampong pelangi serta kafe yang gagas oleh para mahasiswa dan birokrasi kampus. Hal seperti ini mungkin bagus pula dikembangkan di UIN alauddin Makassar.
Untuk di Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar sendiri memiliki ternak bebek disekitar Area Kampus. Saya sendiri pernah mendatangi kandang tersebut dan lumayan banyak bebeknya dan menurut wawancara dengan penjaga bebek tersebut setiap hari minimal 100 atau 150 butir telur perhari. Mungkin sedikit pemberdayaan baik ternak dan peternaknya sehingga lebih berkembang lagi dan kalau bisa mungkin beberapa tahun berikutnya bisa membangun resto bebek UIN Alauddin Makassar.
Dan universitas kunjungan terakhir adalah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Kampus ini konon adalah induk dari UIN Alauddin Makassar sehingga hubungan kedua UIN sudah terjalin sangat erat. Sharing dan saling bercanda adalah cara untuk mencairkan suasana. Seperti universitas sebelum-sebelunya, universitas tersebut memberi peluang untuk mahasiswanya untuk belajar berproses dan berkarya, menggemblengnya dan mendampingi untuk memantau dengan memberikan dosen pendamping kepada lembaga kemahasiswaan. Seperti kampus-kampus sebelumnya bahwa mahasiswa diberi peluang dan didukung untuk berkarya dan berkreasi sesuai bakat dan minat masing-masing.
Yang saya pahami adalah semua universitas tersebut memiliki atauran dan kebijakan yang bervariasi, tentunya sesuai kebutuhan lokal. Aturan tersebut tak ayal, ada yang pro dan kontra untuk mahasiswa, namun yang saya pahami pula bahwa aturan dan keijakan tersebut tidak dibuat serta merta tentulah di pertimbangkan dengan seksama, walau kadang kontra namun diperhatikan sisi positifnya.
Lalu yang saya pahami selanjutnya adalah dari kelima kampus tersebut semua bersih dan asri. Tak ada sampah berserakan dan rumput-rumput liar serta jalanan yang bagus, tata parkir yang rapi dan tanaman tumbuh dengan indahnya sehingga sejuk dipandang mata.
Demikianlah testimony saya, testimony tersebut tidak melebih-lebihkan namun itulah sebagian kecil pelajaran yang saya dapat selama kunjungan diberbagai kampus di Jawa dalam rangka pengembangan kapasitas lembaga kemahasiswaan.
Terima kash yang tak terhingga kepada Bunda prof. Aisyah selaku wakil rektor III bagian kemahasiswaan yang berjuang keras memberangkatkan kami sehingga mendapatkan plajaran tak terhingga dari keluarga kami di luar Sulawesi. Kepada Pak Alwan,terima kasih dukungannya, sempai bahar yang membimbing dan menjadi penghulu perjalanan kami, menghibur di atas bus sehingga teman-teman tidak mabok, kepada para pendamping para wadek III yang senantiasa mendampingi kami, menegur dan tentunya memberi dukungan dan saran serta kritik.
Mohon maaf jika selama perjalanan saya melakukan kesalahan,karena saya sadarbahwa saya hanyalah manusia biasa yang tak luput dari salah dan khilaf. Saya tak punya daya membalas kebaikan para birokrasi kampus, para pendamping dan teman-teman. Cukuplah Allah yang tahu dan membalas kebaikan kalian semua berlipat ganda. Aamiin Ya Robbal Alamin.
Assalamualaikum Wr.Wb.
Ketua Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM)
International Black Panther Karate Indonesia Unit UIN Alauddin Makassar
Jurusan Ilmu Perpustakaan
Fakultas Adab Dan Humaniora
Testimoni
Assalamualaikum Wr.Wb.
Memulai testimoni ini, saya mengucapkan puji syukur kehadirat Allah swt karena saya diberi kesempatan untuk bisa mendapatkan kesempatan yang sangat berharga ini yakni mengikuti tour pengembangan kapasitas lembaga kemahasiswaan yang mendatangi 5 (lima) perguruan tinggi di Jawa. Saya sangat bangga dan senang mendapatkan kesempatan berharga ini. Perguruan Tinggi pertama yang kami datangi adalah Perguruan Tinggi Sunan Ampel Surabaya pelajaran berharga yang kami dapat adalah bahwa di perguruan tinggi tersebut memiliki 2 (dua) program pokok yakni pertama membina mahasiswa, menggembleng sehiongga mampu bersaing dengan mahasiswa diluar Perguruan Tinggi Sunan Ampel Surabaya. Mendidik dengan hati, mendekati mahasiswa layaknya orangtua sehingga pengajar atau dosen dapat mengetahui sifat dan psikologis mahasiswa, mendorong mahaisswa untuk menghasilkan suatu karya sebelum meningalkan kampus tersebut. Yang kedua adalah menggembleng para alumni, jadi 2 (dua) hari sebelum wisuda kampus tersebut mengadakan pembekalan sehingga mahasiswa diberi petunjuk atau saran untuk bekerja. Bahkan kampus tersebut mengundang seorang pengusaha untuk merekrut pekerja atau mahasiswa yang baru lulus di kampus tersebut. Setelah materi pembekalan selesai, pengusaha tersebut tes wawancara dengan mahasiswa dan setelah lulus berkas dan wawancara, maka mahasiswa tersebut direkrut jadi karyawan. Cukup tersanjung dengan pihak birokrasi kampus ini, bagaimana tidak, mereka memberdayakan mahasiswanya dengan mencarika jaringan diluar sana. Bekerjasama dengan pihak pemerintah dan beberapa instansi untuk dimohon agar mahasiswa yang berkompeten diberdayakan.
Selanjutnya di universitas Malik Ibrahim Malang, di kampus ini para birokrasi kampus memberi ruang kepada mahasiswa untuk bergerak, berbuat dan menghasilkan suatu karya. Pelajaran penting adalah mengayomi mahasiswa dan membuat nyaman mahasiswa menimpa ilmu dan berproses dengan mengembangkan bakat dan minat mereka sesuai skill dan kemampuan mereka. Kampus begitu disiplin dengan menerapkan lampu mati secara otomatis pada waktu yang ditentukan sehingga di atas jam tersebut tidak ada pergerakan dikampus tersebut. Tentunya memiliki dampak positif yang banyak dan juga memiliki dampak negatif.
Salah satu dampak positifnya adalah keaman mahasiswa pada area kampus terjaga dengan artian bahwa kecil kemungkinan terjadi hal buruk pada mahasiswa karena sudah tidak ada mahasiswa dikampus. Dampak negatifnya adalah mahasiswa terpotong waktu untuk berproses, mungkin saja ada kegiatan malam yang berdampak positif, tentunya dengan pengawasan satpam atau security, namun karena lampu tidak menyala sehingga tidak terlaksana kegiatan tersebut.
Namun harus dipertimbangkan lebih banyak dampak positif dan dampak negatifnya.
Selanjutnya adalah Universitas Negeri Malang yang disingkat dengan UM, kenapa bukan UNM karena UNM bisa jadi Universitas Negeri Makassar, Universitas Negeri Manado dll. Nah untuk membedakan Malang dengan Universitas yang berawalan “M” tadi maka Universitas negeri Malang menyingkat nama kampusnya dengan UM (Universitas Negeri Malang). Kampus ini telah melahirkan mahasiswa-mahasiswa yang gemilang diluar sana, prestasi-prestasi yang ditoreh pun tak main-main, baik tingkat nasional maupun international. Kampus ini adalah salah satu kampus tertua di malang dengan nama “IKIP Malang” kala itu. Seperti kampus-kampus sebelumnya, para mahasiswa diberi peluang untuk bisa berkreasi, berkarya dengan fasilitas sesuai kebutuhan, seperti saran dan prasarana yang memadai.
Lalu universitas kedua terakhir adalah universitas Muhammadiyah malang, saya takjub dengan kemegahan kampus tersebut. Uniknya lagi adalah kampus bercorak “islam” dengan menyandang Muhammadiyah, namun mereka tidak hanya menerima mahasiswa yang beragama islam, non-muslim pun diterima yang lulus masuk dikampus tersebut. Yang tidak diterima adalah yang tidak beragama karena kampus tersebut adalah kampus ‘beragama”. Ini adalah salah satu corak keberagaman di universitas tersebut, tidak memandang suku, ras, agama maupun etnis. Bahkan bukan hanya mahasiswa dalam negeri, mahasiswa luar negeri pun tak jadi masalah selagi menaati peraturan yang ditetapkan oleh kampus tersebut. Kampus ini memiliki pariwisata, hotel dan kampong pelangi serta kafe yang gagas oleh para mahasiswa dan birokrasi kampus. Hal seperti ini mungkin bagus pula dikembangkan di UIN alauddin Makassar.
Untuk di Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar sendiri memiliki ternak bebek disekitar Area Kampus. Saya sendiri pernah mendatangi kandang tersebut dan lumayan banyak bebeknya dan menurut wawancara dengan penjaga bebek tersebut setiap hari minimal 100 atau 150 butir telur perhari. Mungkin sedikit pemberdayaan baik ternak dan peternaknya sehingga lebih berkembang lagi dan kalau bisa mungkin beberapa tahun berikutnya bisa membangun resto bebek UIN Alauddin Makassar.
Dan universitas kunjungan terakhir adalah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Kampus ini konon adalah induk dari UIN Alauddin Makassar sehingga hubungan kedua UIN sudah terjalin sangat erat. Sharing dan saling bercanda adalah cara untuk mencairkan suasana. Seperti universitas sebelum-sebelunya, universitas tersebut memberi peluang untuk mahasiswanya untuk belajar berproses dan berkarya, menggemblengnya dan mendampingi untuk memantau dengan memberikan dosen pendamping kepada lembaga kemahasiswaan. Seperti kampus-kampus sebelumnya bahwa mahasiswa diberi peluang dan didukung untuk berkarya dan berkreasi sesuai bakat dan minat masing-masing.
Yang saya pahami adalah semua universitas tersebut memiliki atauran dan kebijakan yang bervariasi, tentunya sesuai kebutuhan lokal. Aturan tersebut tak ayal, ada yang pro dan kontra untuk mahasiswa, namun yang saya pahami pula bahwa aturan dan keijakan tersebut tidak dibuat serta merta tentulah di pertimbangkan dengan seksama, walau kadang kontra namun diperhatikan sisi positifnya.
Lalu yang saya pahami selanjutnya adalah dari kelima kampus tersebut semua bersih dan asri. Tak ada sampah berserakan dan rumput-rumput liar serta jalanan yang bagus, tata parkir yang rapi dan tanaman tumbuh dengan indahnya sehingga sejuk dipandang mata.
Demikianlah testimony saya, testimony tersebut tidak melebih-lebihkan namun itulah sebagian kecil pelajaran yang saya dapat selama kunjungan diberbagai kampus di Jawa dalam rangka pengembangan kapasitas lembaga kemahasiswaan.
Terima kash yang tak terhingga kepada Bunda prof. Aisyah selaku wakil rektor III bagian kemahasiswaan yang berjuang keras memberangkatkan kami sehingga mendapatkan plajaran tak terhingga dari keluarga kami di luar Sulawesi. Kepada Pak Alwan,terima kasih dukungannya, sempai bahar yang membimbing dan menjadi penghulu perjalanan kami, menghibur di atas bus sehingga teman-teman tidak mabok, kepada para pendamping para wadek III yang senantiasa mendampingi kami, menegur dan tentunya memberi dukungan dan saran serta kritik.
Mohon maaf jika selama perjalanan saya melakukan kesalahan,karena saya sadarbahwa saya hanyalah manusia biasa yang tak luput dari salah dan khilaf. Saya tak punya daya membalas kebaikan para birokrasi kampus, para pendamping dan teman-teman. Cukuplah Allah yang tahu dan membalas kebaikan kalian semua berlipat ganda. Aamiin Ya Robbal Alamin.
Assalamualaikum Wr.Wb.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar